Laman

Senin, 30 Agustus 2010

PENYESALAN ORANG YANG MENINGGAL KHUSNUL KHOTIMAH

by "KATA-KATA HIKMAH" on Monday, August 30, 2010 at 9:35am

Sahabat Hikmah...
Ramadhan sudah masuk 10 hari terakhir,
Marilah kita meningkatkan amal ibadah kita, terutama  dengan beri'tikaf di masjid
Karena PENYESALAN ...ternyata bukan hanya milik orang yang meninggal secara SU'UL KHOTIMAH karena amal buruknya,
Orang yang meninggal secara KHUSNUL KHOTIMAH pun bisa menyesal karena amal baiknya merasa belum maksimal.
Untuk itu marilah kita baca kembali kisah hikmah yang pernah di posting KKH berikut:

ANDAIKATA LEBIH PANJANG LAGI…ANDAIKATA YANG MASIH BARU…ANDAIKATA SEMUANYA… 


Seperti biasa ketika hari Jum’at tiba para kaum lelaki berbondong-bondong menunaikan ibadah Sholat Jum’at ke Masjid, ketika itu ada seorang Sahabat sedang bergegas menuju ke Masjid, di tengah jalan berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya, lalu sahabat ini dengan sabar dan penuh kasih membimbingnya hingga tiba di masjid.

Pada hari yang lain ketika waktu menjelang Shubuh dengan cuaca yang amat dingin, Sahabat tersebut hendak menunaikan Jama’ah Sholat Shubuh ke Masjid, tiba-tiba ditengah jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan, kebetulan Sahabat tadi membawa dua buah mantel, maka ia mencopot mantelnya yang lama untuk diberikan kepada lelaki tua tersebut dan mantelnya yang baru ia pakai.

Pernah juga pada suatu ketika Sahabat tersebut pulang ke rumah dalam keadaan sangat lapar, kemudian sang istri menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging, namun tiba-tiba ketika hendak memakan roti yang sudah siap santap untuk dimakan tadi datanglah seorang musafir yang sedang kelaparan mengetuk pintu meminta makan, akhirnya roti yang hendak beliau makan tersebut dipotong menjadi dua, yang sepotong diberikan kepada musafir dan yang sepotong lagi beliau memakannya.

Maka ketika Sahabat tersebut wafat, Rosulullah Muhammad SAW datang, seperti yang telah biasa dilakukan beliau ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Rosulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.

Kemudian Rosulullah berkata,” Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?”

Istrinya menjawab, “Saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal”

“Apa yang di katakannya?”

“Saya tidak tahu, ya Rosulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum wafat, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.”

“Bagaimana bunyinya?” desak Rosulullah.

Istri yang setia itu menjawab, suami saya mengatakan “Andaikata lebih panjang lagi……andaikata yang masih baru..….andaikata semuanya…….” hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar,ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?”

Rosulullah tersenyum.”sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,”ujar beliau. Jadi begini. pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan betapa luar biasanya pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata “andaikan lebih panjang lagi”. Maksud suamimu, andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya lebih besar lagi.

Ucapan lainnya ya Rosulullah?” tanya sang istri mulai tertarik. Nabi menjawab,”adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Coba andaikan yang masih baru yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”.Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rosulullah?” tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan,”Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba- tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musyafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu.
Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ‘ kalau aku tahu begini hasilnya, musyafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.

Sahabat Hikmah...
Orang yang BERAMAL BAIK saja dia MENYESAL di AKHIR HAYATNYA...
Bagaimanakah dengan orang yang selama hidupnya BERAMAL BURUK?
Dan janganlah kita MENYESAL karena amal baik kita kurang MAKSIMAL...
Maka marilah BERMUJAHADAH untuk beramal di pengujung  bulan Ramadhan dengan lebih giat lagi
Seperti Rasulullah, di setiap 10 hari terakhir beliau lebih giat beribadah dengan beri'tikaf,
Menghidupkan malamnya untuk sholat, tilawah, berdzikir dan berdo'a
Bahkan beliau ber'tikaf 20 hari pada Ramadhan sebelum beliau wafat.

Sahabat Hikmah...
Itu Rasulullah yang maksum...
Bagaiamana dengan kita yang masih membutuhkan banyak amal...
Untuk memberatkan timbangan amal di 'Hari Pengadilan'...
Untuk menghapus dosa-dosa yang terus menggunung...

Marilah bergegas, tinggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat...
Perbanyak tilawah Al Quran, Dzikir setiap saat, Sholat Taraweh, bersedekah, memberi makan takjil dsb...
Karena Ramadhan adalah bulan OBRAL pahala,
Bulan penuh rahmat, berkah dan ampunan Allah subhanahu wa ta'ala
Karena kita semua tidak tahu apakah tahun depan masih bisa berjumpa Ramadhan kembali

Sahabat Hikmah...
Amal ibadah kita bukan untuk keperluan Allah...Tetapi untuk kepentingan kita sendiri
Allah tidak membutuhkan peribatan kita...
Kita yang membutuhkan ampunan dan rahmat-Nya
Agar kita selamat di akhirat nantinya...

Allah berfirman (yang artinya) : “Jika kamu BERBUAT BAIK (berarti) kamu berbuat baik BAGI DIRIMU SENDIRI dan jika kamu BERBUAT JAHAT, Maka (kejahatan) itu BAGI DIRIMU SENDIRI”. (Al-Isra:7)

Selamat bermujahadah dalam beribadah Ramadhan...

Wassalam
 O.F.A



Jumat, 27 Agustus 2010

ASMA-UL HUSNA

Allah memiliki 99 nama yang disampaikan kepada nabi Adam A.S yg diberi nama “Asma-ul Husna”. Dimana salah satu riwayat menyebutkan :”Barang siapa menghafalnya, niscaya akan dimasukkan ke dalam syurga” (HR. Imam Bukhori).
Yang dimaksud dengan menghafalnya adalah dengan mengetahui kandungan dan makna dari sifat2 Allah agar dapat diterapkan dalam kehidupan kita.
Karena Asma-ul Husna hanya milik Allah, maka memohonlah kepada-Nya dg menyebut asma-ul husna. Seperti yg tercantum dalam ayat Al-Qur’an : “Hanya milik Allah asma-ul husna , maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama Nya . Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.YaA’raaf : 180)

Berikut adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
1. Ya Rahman Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ya Rahim Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Ya Malik Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Ya Quddus Artinya Yang Maha Suci
5. Ya Salam Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Ya Mu'min Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Ya Muhaimin Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Ya Aziz Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Ya Jabbar Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Ya Mutakabbir Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Ya Khaliq Artinya Yang Maha Pencipta
12. Ya Bari Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Ya Musawwir Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Ya Ghaffar Artinya Yang Maha Pengampun
15. Ya Qahhar Artinya Yang Maha Perkasa
16. Ya Wahhab Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Ya Razzaq Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Ya Fattah Artinya Yang Maha Pembuka
19. Ya 'Alim Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Ya Qabidh Artinya Yang Maha Pengekang
21. Ya Basit Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Ya Khafidh Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ya Rafi' Artinya Yang Maha Peninggi
24. Ya Mu'izz Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Ya Muzill Artinya Yang Maha Menghina
26. Ya Sami' Artinya Yang Maha Mendengar
27. Ya Basir Artinya Yang Maha Melihat
28. Ya Hakam Artinya Yang Maha Mengadili
29. Ya 'Adl Artinya Yang Maha Adil
30. Ya Latif Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Ya Khabir Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Ya Halim Artinya Yang Maha Penyabar
33. Ya 'Azim Artinya Yang Maha Agung
34. Ya Ghafur Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Ya 'Aliy Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Ya Kabir Artinya Yang Maha Besar
38. Ya Hafiz Artinya Yang Maha Memelihara
39. Ya Muqit Artinya Yang Maha Menjaga
40. Ya Hasib Artinya Yang Maha Penghitung
41. Ya Jalil Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Ya Karim Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ya Raqib Artinya Yang Maha Waspada
44. Ya Mujib Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Ya Wasi' Artinya Yang Maha Luas
46. Ya Hakim Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Ya Wadud Artinya Yang Maha Penyayang
48. Ya Majid Artinya Yang Maha Mulia
49. Ya Ba'ith Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Ya Syahid Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Ya Haqq Artinya Yang Maha Benar
52. Ya Wakil Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Ya Qawiy Artinya Yang Maha Kuat
54. Ya Matin Artinya Yang Maha Teguh
55. Ya Waliy Artinya Yang Maha Melindungi
56. Ya Hamid Artinya Yang Maha Terpuji
57. Ya Muhsi Artinya Yang Maha Penghitung
58. Ya Mubdi Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Ya Mu'id Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Ya Muhyi Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Ya Mumit Artinya Yang Mematikan
62. Ya Hayy Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Ya Qayyum Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Ya Wajid Artinya Yang Maha Penemu
65. Ya Majid Artinya Yang Maha Mulia
66. Ya Wahid Artinya Yang Maha Esa
67. Ya Ahad Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Ya Qadir Artinya Yang Maha Berupaya
70. Ya Muqtadir Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Ya Muqaddim Artinya Yang Maha Menyegera
72. Ya Mu'akhkhir ( Artinya Yang Maha Penangguh
73. Ya Awwal Artinya Yang Pertama
74. Ya Akhir Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir Artinya Yang Zahir
76. Ya Batin Artinya Yang Batin
77. Ya Wali Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Ya Muta'ali Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Ya Barr Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. Ya Tawwaab Artinya Yang Menerima Taubat
81. Ya Muntaqim Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Ya 'Afuw Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ya Ra'uf Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Ya Malik-ul-Mulki Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Ya Dzul-Jalaly WaI Ikram Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Ya Muqsit Artinya Yang Maha Saksama
87. Ya Jaami' Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Ya Ghaniy Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Ya Mughni Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Ya Mani' Artinya Yang Maha Pencegah
91. Ya Dharr u Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Ya Nafi' Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Ya Nur Artinya Cahaya
94. Ya Hadii’ Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Ya Badii' Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Ya Baqii Artinya Yang Maha Kekal
97. Ya Warith Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ya Rasyid Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. Ya Shabur Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Allah SWT akan mengabulkan keinginan seorang hamba-Nya yang berdoa dengan senantiasa menyebut nama-Nya sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya……insya Allah

Rabu, 25 Agustus 2010

Kumpulan Doa


Mempertebal iman :

Allahumma a’inni ‘alla dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika
Ya Allah, tolonglah aku agar (terus) berdzikir kepada-Mu, bersyukur akan nikmat-Mu dan baik dalam beribadah kepada-Mu.

Atau

Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbii ‘ala diinika wa thaa’atika
Wahai Allah yg mebolak balikan hati, kuatkan hatiku (berpegang teguh) dengan agama-Mu dan taat kepada-Mu


Istigfar taubatan :
Astagfirullah al’azhim alladzi laa illaa huwal hayyul hayyum wa atubu ilaih


Doa taubatan nasuha :
Rabbana zhalamna anfusana wa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin (doa nabi Adam as) atau Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh zhalimin. (doa nabi Yunus as)

Doa setelah shalat taubat :
Astagfirullah al-adzim alladzi laa illaa huwal hayyul hayyum wa atubu ilayhi taubata ‘abdin zhalimin laa yamliku linafsihi dharran wa laa mautan wa laa hayyan wa laa nusyuran.

Aku mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung yg tidak ada Tuhan kecuali Dia.Tuhan yg Maha Hidup dan tetap dalam kediriannya. Aku bertobat kepada-Nya seperti hamba yg zhalim yg sama sekali tidak memiliki kekuatan atas dirinya dalam berbuat mudharat dan manfaat, dalam kematian dan kehidupan maupun kebangkitan nanti. Sangat dianjurkan untuk memperbanyak istigfar.

Berlindung dari sgala godaan & tipu daya syaitan:
Rabbi a’udzu bika min hamazaatisy syayaathin wa a’udzu bika rabbi ay yahdhuruni (QS. Al-mu’minun : 97-98)

Berlindung dari segala kejahatan mahluk :
a’udzu bikalimatilaahit taammaati min syarri ma kholaq (3 x)
Ya Allah aku berlindung kepada kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan mahluk.
Shalawat Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallaita ‘ala Ibrahim. Wa barik ‘ala ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim innaka hamidun Majid. (HR. Muslim melalui Abu Mas’Ud al Badri ra)

Istigfar utk ketenangan hati dari orang2 dzalim:
Hasbunallah wani’mal wakiil ni’mal mawla wa ni’man nashiir.
Lanjutkan dg:
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh zhaalimiin, hasbiyallahu laa illaha illa huwwa ’alayhi tawakkaltu wa huwa rabbu ‘arsyil ‘azhiim. Allahumma inni a’udzubika minal ‘ajji wal kasal, wa a’udzubika min ghalabatid dayni wa qahrir rijaal.

Doa afiat diri atau org lain :
Allahumma ‘aafinii(haa) fii badanii (niihaa)wa ‘aafinii(haa) sam’ii (sa’ihaa) wa ‘aafinii(haa) fii basharii(riihaa)
Ya Allah afiatkan badanku(nya), afiatkan pendengaranku(nya) dan afitakan penglihatanku(nya)


Doa di pagi hari :
Allahumma inni as’aluka khaira hadzal yaum wa khaira maa fiih wa khaira maa ba’dah. Wa a’udzu bika min syarri hadzal yaum wa syarri maa fiih wa syarri ma ba’dah. Awwaluhu shalaaha wa awsathuha najaahaa wa akhiruhu falaahaa.

Ya Allah aku mohon kebaikan hari ini, sepanjang hari ini dan setelahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan hari ini, sepanjang hari ini dan setelahnya. (Jadikanlah) peremulaannya perbaikan, pertengahannya kesuksesan dan penghujungnya kebahagiaan).

Doa terkena musibah : 
innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, allahuma aajirnii fii mushiibatii wa akhlif lii khairan minhaa.
Semua dari Allah dan kembali lagi kepada-Nya, ya Allah berikanlah aku pahala dalam menghadapi musibahku ini dan berikanlah aku pengganti dengan yg lebih baik dari musibahnya itu.


Doa utk lebih istiqamah dlm beraqidah & beribadah
Allahumma Rabba Jibriil wa Miikaaiil wa Israfiil, Faathiras samaa waati wal ardh, Aalimal ghaibi wasy Syahaadati, Anta tahkumu baina ibaadika fii maa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinaa limakhtulifa faihi minal haggibi idznika innaka tahdii man tasyaau ila shiratim mustaqim.

Ya Allah, Rabb malaikat Jibril, Mikail dan Israfil Pencipta langit dan bumi Yang Maha Mengetahui yang gaib dan nampak, Engkau hakim terhadap apa2 yg diperselisihkan hamba-2Mu. Tunjukilah kami kebenaran dengan izin-Mu, sesungguhnya Engkau Maha memberi petunjuk kepada orang-2 yang Engkau kehendaki.


Doa Perlindungan:
Bismillahil ladzi la yadhurrru ma’asmihi syay’un fil ardhi wa laa fis sama’i wa huwas sami’ul ‘alim.
Atau
a’udzu bikalimatillahit tammati min syarri ma khalaq


Amalan utk perisai dari gangguan jin dan kejahatan mahluk
Dalam keadaan berwudhu dan khusyu dekatkanlah kedua telapak tangan ke mulut, bacalah :
Ayat kursi, Al-ikhlas, Al-falaq dan An-nas lalu usapkan keseluruh bagian tubuh yg terjangkau

Senin, 23 Agustus 2010

Proses Pembentukan Terjadinya Manusia menurut Ayat2 Al-Qur'an



Di dalam  kitab suci Al-Qur'an terdapat bayak sekali kandungan ayat2nya yg dpt kita kaji secara mendalam, mulai dari bagaimana mengatur tata cara manusia dalam menjalankan kehidupan  sampai kepada ilmu pengetahuan.

Disini saya mencoba memakai pendekatan yg lebih mudah utk kita lihat dan rasakan langsung dlm kehidupan kita baik dari diri sendiri, keluarga ataupun lingkungan sekitar, yakni mengenai bagaimana terjadinya proses pembentukan manusia.

Berikut kutipan ayat2 Al-Qur’an ttg Proses terjadinya pembentukan manusia :

(1)  Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
( 
سورة الحج  , Al-Hajj, Chapter #22, Verse #5)

2)  Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
( 
سورة المؤمنون  , Al-Mumenoon, Chapter #23, Verse #14)

3)  Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya).
( 
سورة غافر  , Ghafir, Chapter #40, Verse #67)

(4)  kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,
( 
سورة القيامة  , Al-Qiyama, Chapter #75, Verse #38)

(5)  Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
( 
سورة العلق  , Al-Alaq, Chapter #96, Verse #2)



Kesimpulan :

Ayat2 tersebut diatas merupakan salah satu pembuktian ttg kebenaran al-qur’an yg berkaitan erat dg kelangsungan hidup umat manusia di muka dibumi ini tanpa harus melihat dan membedakan golongan, etnis maupun agama.  

Coba perhatikan urutan berikut ini:

Air mani -> segumpal darah -> segumpal daging -> pembentukan tulang -> pelilitan tulang oleh daging -> penyempurnaan -> bayi

Melihat urutan proses tersebut diatas bisa dibayangkan betapa luar biasanya Al-qur’an  dapat menjelaskan proses terjadinya pembentukan manusia tersebut sejak 1400 tahun yg lalu, yg notabene pada saat itu masih belum ditemukannya ilmu pengetahuan. Dan hal itu baru dapat dibuktikan kebenarannya setelah ilmu pengetahuan itu ditemukan bahkan saat ini dapat dilihat secara langsung melalui alat pendeteksi medis yg kita kenal sebagai  Ultrasonografi….


Al-Qur’an sudah mencatat proses itu sejak 1400 th yg lalu dan baru dapat dibuktikan kebenarannya oleh dunia  +/-di abad 20…...Subhanallah


by reva_rvr/rn


Selasa, 17 Agustus 2010

*BERLINDUNG DARI KEJELEKAN*

allahumma inni as'alukatstsabaata fil amri, wa as'aluka 'aziimatarrusydi, wa as'aluka syukra ni'mati-ka, wa husna 'ibadatika, wa as'aluka lisaanan shadiqaa wa qalban saliimaa. wa khuluqan mustaqi-maa, wa a'uudzubika mina syarri ma ta'lamu, wa as'aluka min khairi ma ta'lamu, wa astaghfiruka mimmaa ta'lamu, innaka anta 'allamul ghuyuub. 

ya Allah, sesungguhnya aku memohon pada-Mu akan keteguhan dalam segala urusanku, dan aku memohon padan Mu akan ketetatapan hati, dan aku memohon pada-Mu untuk mensyukuri nikmat-Mu, baiknya aku dalam beribadah kepada-Mu dan aku memohon kepada-Mu lidah yang benar, hati yang selamat, akhlaq yang lurus. Dan  aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu akan kebaikan yang Engkau ketahui, dan aku memohon ampun dari apa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui akan segala yang ghaib.  (Hr. an-Nisa'i)

 

*THA'AT & PERTOLONGAN*

allahumma aqsim lana min khasy-yatika maa tahu-ulu bihi bainanaa wa baina ma'aashika wa min thaa'atika maa tuballighunaa jannataka, wa minal yaqiini maa tuhawwanu bihii 'alainaa washaa'ibud-dun-yaa, wa matti'naa bi-asmaa'inaa wa abshaarinaa wa quwwatinaa maa ahyaitanaa, waj'alhul waaritsaminnaa, waj'al tsa'ranaa 'alla man zhalamanaa, wan-shurnaa 'alaa man'aadaanaa, wa laa taj'al mushi-ibatanaa fii diininaa, wa laa taj'aliddun-yaa akbara hamminaa wa laa mablagha 'ilminaa wa laa tusallith'alainaa man la yarhamunaa....

ya Allah, berilah kami rasa takut kepada-Mu yang dapat menghalangi kami dari maksiat kepada-Mu, dan berilah kami kepatuhan yang dapat menyampaikan kami kepada surga-Mu, dan berilah kami keyakinan yang dapat memudahkan kami menghadapi berbagai musibah dunia. dan berilah kami kenikmatan dengan pendengaran kami, penglihatan kami, kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami dan jadikanlah hal ini terus beserta kami. jadikanlah bala kami hanya menimpa orang2 yang zhalim kepada kami. dan tolonglah kami untuk menghadapi orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam hal agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia suatu yang paling digandrungi dan tujuan akhir ilmu kami, dan janganlah Engkau beri kekuasaan kepada orang yang tidak akan menyayangi kami. (Hr. at-Tirmidzi)

Senin, 16 Agustus 2010

4 Penyebab Kekufuran Seseorang






Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah

Rukun kekufuran ada empat yaitu sombong, hasad, marah, dan syahwat. Sifat sombong akan mencegah seseorang untuk tunduk, hasad menghalangi untuk menerima nasihat, marah akan menghalangi untuk berbuat adil, dan syahwat akan menghalangi untuk konsentrasi dalam beribadah.

Apabila hancur pondasi kesombongan akan mudah baginya untuk tunduk; apabila pondasi hasad runtuh maka akan mudah baginya menerima nasihat dan melaksanakannya. Bila pondasi marah runtuh maka akan mudah baginya untuk berbuat adil dan tawadhu’; dan bila pondasi syahwat itu hancur maka akan mudah baginya untuk bersabar, menahan diri dari maksiat serta istiqamah dalam beribadah.

Memindahkan sebuah gunung dari tempatnya lebih ringan, gampang dan mudah dibanding menghilangkan keempat perkara ini bagi orang yang telah terkena. Terlebih bila semua telah menjadi perilaku dan tabiat yang mendarah daging. Bersamaan dengan itu, tidak akan lurus amalan apapun yang dibangun di atasnya dan amalan-amalan tersebut tidak akan dapat membersihkan dirinya. Setiap kali dia membangun sebuah amalan, maka akan diruntuhkan oleh keempat perkara tersebut, dan segala macam penyakit bermuara darinya.

Bila keempat perkara tersebut menancap di dalam hati maka akan menampilkan kebatilan sebagai kebenaran, kebenaran sebagai kebatilan, ma’ruf dalam bentuk mungkar dan mungkar dalam bentuk ma’ruf, dan dunia akan mendekatinya sedangkan akhirat akan menjauh darinya. Bila kamu meneliti kekufuran umat terdahulu (kamu akan menjumpai, pen.) semuanya bermuara dari keempat perkara tersebut. Dan besar kecilnya sebuah adzab tergantung dari besar dan kecilnya keempat sifat tersebut. Barangsiapa membiarkan keempat rukun kekufuran tersebut pada dirinya, maka dia telah membuka pintu kejahatan pada dirinya. Dan barangsiapa menutupnya maka akan tertutup pintu-pintu kejahatan pada dirinya.

Keempat perkara di atas akan menyebabkan seseorang terhalang untuk tunduk, ikhlas, bertaubat, menerima kebenaran, menerima nasihat dari saudaranya, dan tawadhu’ di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla dan di hadapan makhluk. Keempat sifat tersebut disebabkan kejahilan tentang Rabbnya dan kejahilan tentang dirinya. Jika dia mengetahui Allah ‘Azza wa Jalla dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna dan Agung, serta dia mengetahui tentang dirinya yang penuh kelemahan dan serba kekurangan, niscaya dia tidak akan menyombongkan diri, tidak akan marah, dan tidak akan iri hati kepada siapapun yang telah mendapatkan anugerah dari Allah ‘Azza wa Jalla.

[Al-Fawaid, hal. 174-175]
by  IBNU HISYAM IBRAHIM wrote on August 14, 2010.


sumber: http://sunniy.wordpress.com/2010/05/22/empat-penyebab-kekufuran-seseorang/ 

Rabu, 04 Agustus 2010

KEBOHONGAN

kebohongan besar dimulai dari kebongan kecil yg dilakukan secara kontinyu


kebohongan satu akan terus bertambah menjadi dua, tiga, empat dst......


mulai dari low level sampai dengan expert level.....


dasyatnya kebohongan begitu luar biasa.....


karena dampaknya siap menghancurkan duniaaaa......


ucap berubah menjadi celotehan, unkonsistensi dianggap konsistensi tingkat tinggi.....


bohong.....bohong........ternyata tanpa dicari kaupun muncul tepat pada waktunya...


kehebatanmu tak sebanding dg kekuatanmu....


karena pd akhirnya kau pun akan hancur berkeping-keping


berserakan disegala penjuru hingga tak satupun mata kan memandangmu