Laman

Sabtu, 25 September 2010

INDAHNYA MALAM PERTAMA DI DUNIA LAIN

by Muhasabah on Wednesday, September 1, 2010 at 1:15am


Satu hal sebagai bahan renungan Kita... Tuk merenungkan indahnya malam pertama Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa


Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut, Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara. Hari itu... mempelai sangat dimanjakan. Mandipun...harus dimandikan, Seluruh badan Kita terbuka.... Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. . Tak Ada sedikitpun rasa malu... Seluruh badan digosok Dan dibersihkan Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih... Itulah sosok Kita.... Itulah jasad Kita waktu itu


Setelah dimandikan.. ., Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih Kain itu ...jarang orang memakainya.. Karena bermerk sangat terkenal bernama KAFAN. Wewangian ditaburkan ke baju Kita... Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita. Keranda pelaminan... langsung disiapkan Pengantin bersanding sendirian...


Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga Serta rasa haru para handai taulan Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir Akad nikahnya bacaan talkin... Berwalikan liang lahat.. Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan. Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan


Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin.. Menunggu Dan ditinggal sendirian... Tuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan Malam pertama bersama KEKASIH.. Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah Di kamar bertilamkan tanah.. Dan ketika 7 langkah tlah pergi.... Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...


Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur... Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur..... Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu.... Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... . Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima, Kita sungkan sekali meneteskan air mata... Seolah barang berharga yang sangat mahal...


Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke surga.. Atau melemparkan dirimu ke neraka.. Tentunya Kita berharap menjadi ahli surga... Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap kita selama ini... Untuk disebut sebagai ahli surga?...........................................


WAHAI SAHABAT.. mohon maaf.. jika malam itu aku tak menemanimu. Bukan aku tak setia... dan bukan aku berkhianat... Tapi itulah komitmen Azali tentang hidup dan kehidupan Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga. Aku hanya mampu menghantarkanmu sampai seluruh tanah telah menutupi lubang lahatmu. Aku hanya dapat berdo'a semoga kita bisa menggapai husnul khotimah sehingga menjadi ahli syurga. Aamiin...


"0rang yang cerdas adalah seorang yang mempersiapkan dirinya untuk kehidupan akhirat" (Al-Hadist).


Kapankah Giliran Kita???

Jumat, 24 September 2010

Asma Ul Husna - Opick.

Keutamaan Syukur Kepada Allah


Oleh: Al-Habib S.Faroji Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini

Riwayat dari Abdullah bin Amr ra:
“Rasulullah saw, masuk ke dalam rumahku, lalu bersabda, “Wahai Abdullah bin Amr, bukankan aku diberi informasi bahwa sebenarnya dirimu sangat ketat (memaksa diri) dalam sholat malam dan puasa di siang hari?” Aku menjawab, “Saya memang melakukannya…”. Lalu Rasulullah saw, bersabda, “Cukuplah bagimu sebulan itu puasa tiga hari. Satu kebaikan itu sebanding dengan dengan sepuluh kebaikan, maka (jika anda melakukan puasa tiga hari setiap bulan) sama dengan puasa setahun penuh….” (Hr. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzy, Nasa’I, Ibnu Majah, Daramy dan Ibnu Sa’d)

Dalam hadits ini ada rahasia-rahasia:
1. Adanya berita gembira atas kesinambungan cahaya amal dengan cahaya amal yang lain tanpa terhenti, walau pun ada jarak waktu yang jauh.
2. Berlipat gandanya pahala amal pada ummat ini, satu kebaikan sebanding dengan sepuluh kebaikan, agar hatinya bangkit untuk amal kebajikan.
3. Tidak adanya keterpaksaan yang membuat si hamba jadi bosan.
4. Terus menerus berdzikir hingga hati tak tertimpa kealpaan.
5. Kepastian iman terhadap janji dan kebajikan kemuliaan Allah swt.
Semua perilaku tersebut merupakan tingkah kaum ‘arifin yang melepaskan diri dari hasrat duniawi dan ukhrowi, dimana hasrat citanya hanyalah Tuhan mereka. Maka siapa pun yang himmahnya hanyalah Rabb, tiadalagi hasrat lain baginya.

Yahya bin Mu’adz ra, dalam munajatnya mengatakan:
“Ilahi, bila aku mengenalMu, sesungguhnya Engkau telah memberi petunjuk padaku. Jika aku mencariMu, sesungguhnya karena Engkau menghendakiKu. Jika aku datang kepadaMu, sesungguhnya Engkau memilihku. Jika aku taat padaMu, sesungguhnya karena Engkau memberi taufiq kepadaku. Dan jika aku kembali kepadaMu, itu karena Engkau menghampiriku.”

Diriwayatkan bahwa Nabi Musa as telah bermunajat:
“Oh Tuhan, bagaimana caraku bersyukur atas nikmat-nikmatMu, sedangkan setiap rambut yang tumbuh saja ada dua nikmat?”
Allah swt menjawab:
“Wahai Musa! Bila engkau tahu bahwa dirimu sangat tak berdaya bersyukur kepadaKu, sesungguhnya engkau benar-benar telah bersyukur kepadaKu….”
Allah swt, mewahyukan kepada Nabi Dawud as:
“Bersyukurlah atas nikmatKu kepadamu…”
Nabi Dawud as, menjawab:
“Ya Allah bagaimana aku bisa bersyukur kepadaMu, sedangkan syukurku kepadaMu itu adalah nikmat teragung bagiku?”
“Bila engkau tahu itu, sebenarnya engkau hambaku paling bersyukur padaKu…” firmanNya dalam wahyu kepadanya.

Muhammad bin as-Sammak ra mengatakan, “Ingatlah kepada Dzat yang mendahului ingatNya sebelum dzikirmu, dan cintaNya sebelum cintamu. Apa pun yang kau dzikirkan tak lain kecuali karena dzikirNya kepadamu, dan tak ada cintamu kepadaNya kecuali karena cintaNya kepadamu.”
Abu Bakr al-Wasithy ra, menegaskan, “Siapa yang lupa mengingat Allah Ta’ala berarti ia telah terkena Istidroj.”
Perlu diketahui bahwa sifat terendah dari seorang arif Billah adalah bila seseorang hatinya hidup bersama Allah tanpa ikatan apa pun, yaitu mengingat Allah, hanya kepada Allah. Hal demikian jelas, seperti dalam firmanNya, “Sesungguhnya dzikir Allah itu paling besar…”.
Dikatakan mengenai firman Allah Ta’ala:
“Sangat sedikit hamba-hambaKu yang sangat bersyukur”, artinya adalah sangat sedikit orang yang melihat anugerahKu ketika ia bersyukur kepadaKu.”

Bersama Allah, kita bersyukur pada Allah.
Nabi Musa as, berkata:
“Ilahi, bagaimana Adam mampu bersyukur kepadaMu? Karena Adam Engkau cipta dari TanganMu, dan Engkau hembuskan RuhMu, dan Engkau posisikan di syurgaMu, serta Engkau perintah para maikat bersujud kepadanya, lalu mereka pun syujud?”
Allah swt, menjawab:
“Hai Musa! Adam tahu bahwa semua itu dariKu, lalu dia memujiKu karenanya.”
Siapa yang taat kepada Allah swt, sesungguhnya ia taat karena pertolonganNya, maka ia dapatkan anugerah. Siapa yang maksiat kepada Allah swt, maka karena bagian takdirNya yang ia maksiat kepadaNya. Bagi Allah ada hujjah baginya. AnugerahNya mendahului ketaatan hambaNya sebelum ia taat, dan keadilanNya mendahului maksiatnya sebelum ia berbuat maksiat. Karena Allah adalah Maha memberlakukan apa yang dikehendakiNya.

Dalam suatu riwayat Nabi Ibrahim as bermunajat:
“Oh Tuhanku, kalau bukan karena Engkau bagaimana aku mengenal siapa Engkau?”
Abu Abdullah ra, ditanya, “Bagaimana kami tidak senang dengan pujian dan sanjungan?”
“Semata karena lupa mengingat anugerah Allah pada kalian, lupa mengingat kebaikan pertolonganNya yang mendahuluimu. Siapa yang lupa anugerah dan ingkar nikmat, nikmat pun akan diterima sebagai derita…” jawabnya.

Anak-anakku…
Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberimu ma’rifat, dan menolongmu untuk taat kepadaNya tanpa minta balas kebaikan darimu dan tanpa minta pertolongan dari arahmu, karena itu sudah seyogyanya anda berdzikir kepadaNya dan berbakti kepadaNya tanpa minta ganti rugi dan kecukupan dariNya.”
Banyak sekali ragam kelompok ahli dzikir, diantaranya:
• Ada yang berdzikir karena tujuan meraih anugerah Islam,
• Ada yang berdzikir karena demi ashlus-Sunnah wal-Jamaah,
• Ada yang berdzikir karena adanya anugerah dibalik dzikirnya, hingga hati dan lisannya kelu, akalnya melayang, ia lebur dalam keagunganNya, bergerak dalam kemuliaanNya, hangus dalam mencintaiNya, disaat ia tahu bahwa seluruh amal itu tidak akan pernah bisa tegak kecuali bersamaNya.

Dzikir ada dua arah:
- Dzikir yang menimbulkan rasa takut dan rasa takut penuh cinta.
- Dzikir yang melahirkan rindu dan cinta.

Rasa takut dan cinta adalah dzikir bagi orang yang berdzikir bersama diri sendiri, kemudian ia melihat itu semua karena Dzikrnya Allah padanya yang menyebabkan dzikirnya kepada Allah Ta’ala, kemudian ia tahu bahwa dengan dzikrullah membuat sambung pada Dzikrinya Allah pada dirinya.
Sedangkan rindu dan cinta dibalik dzikir adalah dzikirnya orang yang mengingat Dzikrnya Allah di zaman Azali, hingga tiada maujud dan sirna diri di dunia, kemudian sampai abadi. Lalu dijumpai bahwa Ingatan Allah padanya telah ada sejak Azali, abadi selamanya. Sedangkan dzikirnya sendiri, malah tercampuri kotoran syahwat, teraduk oleh kealpaan demi kealpaan.

Maka sangat berbeda jauh antara orang yang masuk pada Allah Ta’ala dengan melihat dzikirnya sendiri, dan antara orang yang masuk kepada Allah Ta’ala dengan melihat anugerah dan kemuliaanNya.
Perlu diketahui bahwa dzikirnya hamba kepada Allah Ta’ala, jika dibandingkan dengan penyandaran dzikirnya Allah Ta’ala pada si hamba, ibarat debu di bawah derasnya hujan.
Dengan dzikir kepadaMu hiduplah ejekanku hai pengkhayal
Dan dengan DzikirMu kepadaku mendahului dzikirku sungguh teragung!
Engkau beri anugerah besar, hingga aku tak mampu mensyukurinya.
Manalagi anugerah elokMu yang mampu kusyukuri?

Selasa, 21 September 2010

KISAH DUA TUKANG SOL SEPATU...


 Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.
Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.
“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.
“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.
“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”
“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.
“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.
“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.
“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.
Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.
“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”
Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.
Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,
“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”
Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,
“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”
“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.
“Abang yakin?”
“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.
“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.
“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.
“Apa kabar mang Udin?”
“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.

Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,
“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”
“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.
“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,
“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”
“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.
Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.
“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.
Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.
“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.
“Tidak.”
“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. 

Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”
Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.
“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.
“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.


Disadur dari tulisan Rahmat Mr Power

~..~ KETENANGAN JIWA ~..~


by RENUNGAN & DAKWAH ISLAM on Wednesday, September 15, 2010  

Ketenangan jiwa adalah perkara yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dimuka bumi ini.Dengan ketenangan jiwa,timbulah perasaan tenteram,puas apa yang diperolehi,tidak kecewa mengenai diri sendiri serta selalu menaruh harapan terhadap masa depan.memperolehi ketenangan jiwa adalah ibarat kebahagiaan dan kejayaan sudah dapat dicapai.oleh yang demikian,kita semua perlu mendapatkan KEBAHAGIAAN dan KEJAYAAN MELALUI KETENANGAN JIWA.SEBAB ITU,KETENAGAN JIWA MESTI DICARI. NAMUN, JELAS HAKIKI MENCAPAINYA IALAH MENGIKUT CARA ISALAM.  jiwa adalah hakikat diri seseorang.manusia terdiri daripada dua bahagia,Yaitu zahir dan batin ataupun bahagia yang nampak (tubuh) dan yang tidak nampak (roh).mengenai roh,Allah s.w.t telah menerangkan-nya dalam Surah Al-isra' ayat 85 yang bermaksud,"dan mereka menanyakan tentang roh.katakanlah roh itu urusan Tuhanku,dan tidaklah kamu diberi ilmu pengetahuan melainkan hanya sedikit saja daripadanya ia itu apa-apa yang diberitahunya kepada kita.ini  kerana Dia adalah hal yang ghaib,yang kita tidak dapat kesani melalui pancarindera kita. 

SEBAB INILAH KITA MESTI KEMBALIKAN KEPADA ALLAH S.W.T MELALUI FIRMANNYA DALAM AYAT 172 SURAH AL-A'RAF YANG BERMAKSUD:DAN INGATLAH KITA TUHANMU MENGELUARKAN ZURIAT ANAK CUCU ADAM DARIPADA SULBI MEREKA,DAN DIPERAKSIKAN KE ATAS JIWA MEREKA.BUKANKAH AKU INI TUHANMU.MEREKA MENJAWAB:BETUL,KAMI MENYAKSIKANNYA.SEMOGA HARI KIAMAT NANTI KAMU KATAKAN: SESUNGGUHNYA KAMI ADALAH LENGAH TERHADAP HAL INI.  SEJAK AZALI LAGI,ROH KAMU TELAH MEMBUAT PERJANJIAN DENGAN ALLAH BAHAWA KITA INI ADALAH HAMBA KEPADANYA.HAKIKATNYA SEBENARNYA ADALAH KITA HAMBANYA.OLEH ITU KITA HARUS BERPEGANG PADA PERJANJIAN ITU,INI BERMAKNA KITA TELAH MENUNAIKAN KEWAJIPAN KITA.KITA MENGHADAP DIRI KITA KEHADRAT ALLAH S.W.T ADALAH BErERTI kita berusaha menempatkan diri sendiri dalam keadaan semula .

Jadi kita sebagai mana kita diciptakan oleh Allah s.w.t iaitu tetap patuh kepada perintah dan tunduk semata-mata kepada Allah s.w.t dantidak kepada yang lain.menempatkan diri kehadirat Allah s.w.t juga diterangkan oleh Allah dalam surah adz-dzariyat ayat 56 yang bermaksud:'dan tidaklah aku (Allah) menciptakan jin dan manusia melainkan dia mengabdikan diri kepadaku.  mengabdikan diri kepada Allah bererti kita meletakkan diri kita ke dalam fitrah yang dengan kita dapat menggelakkan diri dari terganggu ketenangan jiwa kita.mengabdikan diri kepada Allah ialah kita hendaklah melakukan segala suruhannya dan meninggalkan segala larangannya.secara lahiriah,kita tidak puas kerana kebebasab kita terhadap,jiwa kita akan dapat memperolehi ketenagan.

Kita akan berasa puas akan apa yang terjadi kerana kita dapat tunjuk kepadanya.ketenangan seperti inilah yang merupakan ketenagan yang bermakna dan berpanjangan.justeru itu allah akan membalas apa yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini,pada hari kiamat kelak.Orang yang ingkar akan dimasukkan ke dalam neraka dan orang yang bertakwa akan di masukkan ke dalam syurga.  ini telah diterangkan dalam surah al-haj,ayat 19-23 yang bermaksud:inilah dua orang yang ingkar yang berlawan-lawan tentang Tuhan mereka.maka,orang yang kafir akan dibuatkan bagi mereka pakaian dari api neraka.disiramkan dari atas kepala mereka air panas yang menghancur luruh dengan apa-apa yang berada di dalam perut berserta kulit.dan bagi mereka cambuk-cambuk dari besi,setiap kali mereka hendak keluar daripadanya lantaran kesengsaraan maka kami kembalikanya ke dalamnya,dan rasakan azab yang membakar ini.Naudzubillah...summa Naudzubillah..

Sesungguhnya Allah memasukkan orang yang beriman dan beramal soleh syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.padanya dia dilingkungi hiasan berupa gelang-gelang dari syurga dan juga mutiara-mutiara.sedangkan pakaian mereka di dalamnya adalah `sutera'.apabila kita diceritakan tentang azab neraka,maka kita akan takut dan ini merupakan ancaman kepada kita.tetapi apabila kita diceritakan mengenai nikmat syurga maka inilah yang akan menenangkan jiwa kita.  usaha-usaha dalam mencari ketenangan jiwa adalah sia-sia saja.ketenangan jiwa yang sebenarnya tidak akan diperolehi selagi jiwa itu tidak benar-benar tenang secara asli,iaitu terselamat dari ancaman allah.ketenangan yang dibawa oleh islam adalah ketenangan yang sebenar-benarnya berupa ketenangan jiwa yang mendasar hingga keakar umbi jiwa kita...Subhannallah....

Waallahu A'lam Bissawwab...

Si Congkak itu Akhirnya Bersujud



Thursday, 12 August 2010 11:48
Menyaksikan Al-Turabi bersujud, Crane terhenyak sesaat. “Jika ia dapat bersujud kepada Tuhannya, artinya ia jauh lebih lebih baik dari saya, manusia congkak yang tak pernah menyembah Tuhan dengan penuh kerendahan hati seperti itu....”
Pepatah “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta” sangat tepat dialamatkan kepada Robert Dickson Crane. Pria yang pernah menjadi penasihat Presiden Amerika Serikat ke-37 Richard Milhous Nixon ini sangat membenci Islam karena ketidaktahuannya.

Nyaris tak pernah ia memikirkan Islam. Menurutnya Islam hanya agama perusak yang primitif. Muslim yang baik harus membunuh orang Kristen dan non-muslim lainnya. “Saya sangat muak dan tidak pernah berhasrat mempelajari agama ini,” katanya mengenang. Bahkan kala itu ia menasihati Nixon untuk mengkambinghitamkan Islam sebagai sekutu komunis. “Islam adalah agama yang menjijikkan, dapat disamakan dengan komunisme,” katanya.

Robert Dickson Crane, jebolan Fakultas Hukum Harvard, adalah penasihat kebanggaan Presiden Richard Milhous Nixon. Richard Nixon ternyata tak jauh berbeda dengan pria kelahiran Cambridge, Massachusetts, AS, 26 Maret 1929, ini. Ia sangat membenci Islam.

Kakek yang Baik Hati
Namun sebuah perjamuan makan di Bahrain mengubah pandangan Crane tentang Islam. Musim panas tahun 1977, ia beserta istrinya berada di Bahrain. Di tengah suhu yang begitu panas, sang istri memintanya menemani melihat-lihat istana di Al-Muharraq, kota dagang tertua di dunia. Kota ini hanya terdiri dari lorong-lorong sempit, seperti sebuah jaringan jalan yang semrawut.

Kondisi jalan yang semrawut itu membuat Crane dan istrinya tersesat di tengah keramaian. Dalam kondisi bingung, tiba-tiba seorang kakek tua yang tengah memperhatikan keanehan gelagatnya dari kejauhan melintas di depannya, kemudian mengajak Crane dan istrinya ke rumahnya. Lokasinya tidak jauh.

Dengan senang hati tentu, Crane beserta istri memenuhi tawaran sang kakek. Kemudian tanpa rasa canggung mereka menghabiskan sisa hari mereka di sana.

Sang tuan rumah menjamu mereka dengan berbagai aneka macam hidangan lezat. “Sambil menikmati jamuan, kami berbicara tentang berbagai hal. Tapi alangkah kagetnya saya ketika ia mengatakan bahwa ia seorang muslim.”

Namun muslim yang ada di hadapannya itu sangat berbeda dengan umat Islam yang selama ini ia citrakan. Ia benar-benar orang baik.

Selama perbincangan, kakek itu tidak sedikit pun menyinggung perihal ajaran Islam. “Kami berbincang tentang banyak hal, mulai dari sejarah, isu terhangat, hal-hal penting di dunia, hingga peran Tuhan di dunia, tetapi bukan tentang Tuhan agama Islam,’’ kata Crane. Momen yang benar-benar membekas dalam dirinya.

Setelah perjamuan itu, Crane mulai tertarik pada ajaran Islam. Ia berpikir untuk mulai mempelajari agama Islam.

Kesimpulannya selama ini salah. Ia menyadari, Islam adalah agama yang mulia.

Shalat Jum’at
Tiga tahun kemudian, pada tahun 1980, ia berkesempatan mengikuti sebuah konferensi tentang gerakan Islam di New Hampshire, Inggris. Seluruh pemikir besar gerakan Islam dunia hadir di sana. Lagi-lagi Islam kembali membuatnya kagum.

Ketika waktu makan siang tiba, Crane lebih memilih bergabung bersama para tamu asing muslim. Ia begitu ingin belajar sebanyak mungkin dari mereka. Tanpa banyak bertanya, Crane kemudian mengikuti langkah delegasi-delegasi muslim ini ke sebuah ruangan yang lantainya ditutupi permadani.

Semula ia mengira mereka akan makan siang. Namun, ia baru menyadari bahwa hari itu adalah hari Jum’at. Hari teragung bagi umat Islam. Mereka akan melakukan shalat Jum’at. “Saya pun binggung, khawatir menyinggung perasaan mereka bila keluar ruangan. Maka saya pun memutuskan untuk menunggu sambil duduk di bagian belakang ruangan,” kata Crane.

Kala itu, tokoh terkemuka gerakan Islam internasional Sudan, Hasan Al-Turabi, bertindak sebagai imam shalat. Menyaksikan Al-Turabi bersujud, Crane pun terhenyak sesaat. “Saya menyadari bahwa ia membungkuk kepada Allah SWT. Jika ia dapat bersujud kepada Tuhannya, artinya ia jauh lebih lebih baik dari saya, manusia congkak yang tak pernah menyembah Tuhan dengan penuh kerendahan hati seperti itu.” Ia merasa mendapatkan pencerahan dari pemandangan shalat Jum’at.

“Tuhan... begitu hinanya saya...,” rintihnya kala itu. Tak ingin menjadi manusia yang jauh lebih merugi, Crane memutuskan untuk bersujud kepada Tuhannya. Namun bukan tuhan yang selama ini ia sembah. Saat itu juga, Crane bersujud dan memutuskan untuk menjadi seorang muslim.

Setelah memeluk Islam, ia lebih banyak berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang mengkampanyekan Islam.

Berbagai posisi penting dalam pemerintahan Amerika Serikat yang ditempati Robert Dickson Crane ditanggalkan begitu saja. “Tak ada yang lebih mulia daripada berdakwah di jalan Allah SWT.” Subhanallah.
SEL

Sang Ilmuwan itu pun Akhirnya Masuk Islam




SANG ILMUWAN ITU PUN AKHIRNYA MASUK ISLAM

Monday, 16 November 2009 14:20
Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali seseorang melakukan sujud dalam shalat.

 
Keterbatasan otak manusia tidak mampu menyelami semua rahasiaTuhan. Seperti yang dirasakan oleh Dr. Fidelma, seorang doktor di Amerika yang beragama Kristen.

Kesadaran itulah yang pada akhirnya menjadi hidayah bagi doktor ahli neurologi ini sewaktu melakukan kajian terhadap saraf di otak manusia.
Alkisah, ketika melakukan penelitian itu ia menemukan, beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.
Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius.
Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam shalat. Subhanallah.... Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.
Setelah penelitian mengejutkan tersebut, dr. Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya.
Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.
“Tuhan, apa arti semua ini? Mungkinkan semua ini hidayah dari-Mu?” bisikan hatinya saat itu.
Tanpa ingin membuang-buang waktu lebih lama lagi, akhirnya ia memutuskan untuk masuk Islam.
Begitulah keagungan Allah SWT, yang menjalankan semuanya sesuai fitrahnya. Semua yang dialaminya telah dikaitkan oleh Allah SWT dengan agama yang indah ini.

SEL

Azab Bagi Wanita (tlg ingatkan kpd semua kaum perempuan yg kita kenal)


 by MAJELIS RATIB DAN MAULID HABIB ABU BAKAR BIN ALWI ALHABSY on Monday, September 20, 2010 at 11:56pm


Seorang kawan ana telah memberi artikel ini kpd ana untuk sampaikan kepada kaum hawa. Apabila ana baca artikel ini,ana takut jika ana berada di tempat salah satu di bawah ini..
Kepada kaum hawa,terlalu byk ujian bagi kaum hawa.Semoga artikel ini bermanfaat buat kamu.
Buat kaum adam,kamu juga pasti tidak mahu orang yang kamu syg menghadapi salah satu siksaan di bawah ini.
Harap artikel ini dapat disampaikan kepada org lain.INSYAALLAH.

khususnya untuk para wanita dan diri sendiri.....
Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah menangis manakala ia datang bersama Fatimah . Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis.

Beliau menjawab, "Pada malam aku di-isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.

Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya."Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.

Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.

Aku lihat perempuan tergantang kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.

Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta. Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,"kata Nabi.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?

*Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.

*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.


*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.


*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalk! annya dan tidak mau mandi junub.

Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta.. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami.

  "Mendengar itu,Sayidina Ali dan Fat imah Az-Zahra pun turut menangis.

Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.

sampai2kan kpd kwn2 kita yg lain..insyaALLAH

 Disadur dari Renungan Muslimah