Laman

Sabtu, 26 Maret 2011

Ketaqwaan


Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah engkau semua kepada Allah dengan sebenar-benarnya ketaqwaan." (Ali-Imran: 102)


Allah Ta'ala berfirman pula: "Maka bertaqwalah engkau semua kepada Allah sekuat-kuatmu." (at-Taghabun: 16) Ayat ini menjelaskan apa yang dimaksudkan dari ayat yang pertama.

Lagi Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan kata-kata yang benar -sesuai dengan apa yang sesungguhnya." (al-Ahzab: 70)

Ayat-ayat yang berhubungan dengan perintah bertaqwa itu banyak sekali dan dapat dimaklumi.

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan membuat untuknya jalan keluar -dari segala macam kesulitan- dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (at-Thalaq: 2-3)

Allah Ta'ala berfirman pula: "Jikalau engkau semua bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan untukmu semua pembedaan -antara kebenaran dan kesalahan, juga menutupi kesalahan-kesalahanmu serta mengampuni dosamu dan Allah itu memiliki keutamaan yang agung." (al-Anfal: 29)


ya Allah......kuatkan hamba ya Rabbi, tenangkanlah hatiku.....


Senin, 07 Maret 2011

la haula wala quwwata illa billah......
sungguh hamba tidak memiliki kekuatan apapun ya allah melainkan dengan kekuatan dari Mu



Sabtu, 05 Maret 2011

Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga. (HR. Bukhari)




Jangan mengagumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-Thabrani dan Al Bazzar)

Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu. (HR. Bukhari)


Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

Robbku menawarkan kepadaku untuk menjadikan lembah Mekah seluruhnya emas. Aku menjawab, "Jangan ya Allah, aku ingin satu hari kenyang dan satu hari lapar. Apabila aku lapar aku akan memohon dan ingat kepada-Mu dan bila kenyang aku akan bertahmid dan bersyukur kepada-Mu." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)


Dua orang pelahap yang tidak pernah kenyang yaitu penuntut ilmu dan penuntut dunia. (HR. Al Bazzaar)


Kekayaan bukan banyaknya harta-benda yang dimiliki tetapi kekayaan jiwa. (HR. Bukhari)


Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan bertanya, "Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia." Rasulullah Saw menjawab, "Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia." (HR. Ibnu Majah).

Telah sukses orang yang beriman dan memperoleh rezeki yang kecil dan hatinya pun akan disenangkan Allah dengan pemberianNya itu. (HR. Muslim)



Penjelasan:
Dia merasa senang dengan rezeki yang diberikan Allah meskipun sedikit.

Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)

Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)

Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi Saw menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)


Kamis, 03 Maret 2011



Allah berfirman lagi: "Engkau semua tidaklah menetap di situ -didunia- melainkan dalam waktu sebentar saja, andaikata engkau semua mengetahuinya. Adakah engkau semua mengira bahwa Kami menciptakan engkau semua itu dengan main-main belaka dan bahwasanya engkau semua tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (al-Mu'minun: 99-115)


MEMATA - MATAI....??




Allah Ta'ala berfirman: "Janganlah engkau semua saling selidik menyelidiki -yakni memata-matai- kesalahan orang lain," (al-Hujurat: 12)

Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka lakukan, maka orang-orang yang menyakiti itu menanggung kebohongan dan dosa yang nyata." (al-Ahzab: 58


Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Takutlah engkau semua kepada persangkaan -buruk sangka-, sebab sesungguhnya persangkaan -buruk sangka- itu adalah sedusta-dustanya percakapan. Janganlah engkau semua berusaha mengetahui keburukan orang lain, jangan pula menyelidiki -yakni memata-matai- cela -kekurangan- orang lain, jangan pula engkau semua berlomba -memiliki sendiri akan sesuatu dan mengharapkan jangan sampai orang lain memiliki seperti itu-, juga janganlah engkau semua saling dengki mendengki, saling benci membenci, belakang membelakangi -yakni tidak sapa menyapa- dan jadilah engkau semua, hai hamba Allah sebagai saudara-saudara, sebagaimana Allah memerintahkan hal itu kepadamu semua. Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain, janganlah ia menganiaya saudaranya, jangan menghinakannya dan jangan menganggapnya remeh -yakni tidak berharga-. Ketaqwaan itu di sini, ketaqwaan itu di sini letaknya," dan beliau s.a.w. menunjuk ke arah dadanya. 



Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Cukuplah seorang itu memperoleh kejelekan, jikalau ia merendahkan diri saudaranya sesama Muslimnya. Setiap Muslim itu atas orang Muslim lain haramlah darahnya, kehormatannya serta hartanya. Sesungguhnya Allah itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu semua, tidak pula kepada rupa-rupamu semua dan juga tidak melihat kepada amalan-amalanmu semua, tetapi Allah itu melihat -yakni memperhatikan- kepada isi hatimu semua." Dalam riwayat lain disebutkan: "Janganlah engkau semua dengki mendengki, belakang membelakangi, berusaha mengetahui keburukan orang lain, menyelidiki cela orang lain dan janganlah engkau semua saling icuh-mengicuh -yakni mengatakan pada seseorang dengan harga tinggi, mengatakan telah menawar sekian, padahal hanya ingin menjerumuskan orang lain itu agar suka membeli dengan harga tinggi, dan ia sendiri dapat janji keuntungan dari orang yang menjualnya- dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara." 


Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Janganlah saling putus memutuskan -ikatan persahabatan atau kekeluargaan-, jangan pula belakang membelakangi, benci membenci, dengki mendengki dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara." 


Dalam riwayat lain lagi juga disebutkan: "Dan janganlah engkau semua saling diam mendiamkan -tidak suka memulai mengucapkan salam dan tidak pula suka menghormat dengan pembicaraan-, dan jangan pula setengah dari engkau semua ada yang menjual atas jualannya orang lain." 


Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan semua riwayat-riwayat yang tercantum di atas itu dan Imam Bukhari juga meriwayatkan sebagian banyak daripadanya. Menjual atas jualannya orang lain ialah misalnya pedagang yang berkata kepada pembeli: "Jangan jadi beli di sana itu, saya punya seperti barang itu dan harganya murah serta mutunya tinggi."